Rohil, Zadanews. Com –Empat hari menjelang peringatan hari jadi kabupaten Rokan Hilir (Rohil)ke-26 tahun, diwarnai dengan aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Rohil minta solusi Kelangkaan BBM solar untuk melauti Dipusat Batu Enam, Bagansiapiapi, Selasa (30/9/2025) siang.
Aliansi masyarakat Rohil tersebut tiba di depan kantor DPRD Rohil, sekitar pukul 11.30 wib dan langsung melakukan orasi secara bergantian.
Salah satunya disampaikan orator, Eka Rahayu yang menegaskan masyarakat nelayan sangat resah dengan kondisi yang terjadi pada saat ini menyangkut langkanya pasokan solar bagi nelayan untuk melaut. “Kami menuntut keadilan untuk nelayan,” teriaknya.
Hal senada disampaikan orator, Akar Vermandi. Dimana dirinya menyebutkan kondisi nelayan kesulitan solar bersubdisi sekitar tiga bulan terakhir. “Solar sulit didapatkan, langka akibatnya nelayan tak bisa melaut,” katanya. Ia menegaskan agar hal itu dapat dicarikan solusinya, bagi masyarakat nelayan mereka tidak mempersoalkan apa yang sedang terjadi di manajemen SPBU Batu Empat/Bagansiapiapi. Pasalnya hal itu adalah persoalan hukum yang harusnya tidak berimbas bagi masyarakat.
“Apa yang merupakan masalah hukum itu tidak ada urusan bagi kalangan nelayan,” tegasnya.
Selain itu terangnya seharusnya pemda bisa mencarikan solusi seperti pembangunan spbu solar khusus nelayan, pendistribusian solar ke tangkahan nelayan dan lain-lain termasuk dengan opsi melibatkan peran koperasi khusus bagi penyaluran distribusi solar bagi nelayan.
Setelah itu orasi bergantian dilakukan sejumlah nelayan, dimana terungkap nelayan selain sulit mendapatkan bbm juga dihadapkan dengan tingginya harga beli bbm yakni sekitar Rp300ribu perjerigen, dimana biasanya diharga sekitar Rp200an ribu.
Selain itu mereka juga mempertanyakan keberpihakan DPRD Rohil, sesuai dengan tugas dan kewenangannya menyikapi apa yang sedang terjadi yang merupakan persoalan sosial di Tengah masyarakat.
“Katanya menolong masyarakat, tapi dewan mana sikapnya?,” teriak salah seorang massa.
Suasana aksi sempat memanas, karena dilakukannya pembakaran ban namun tidak sampai terjadi kericuhan. Dimana api yang sempat membumbung dipadamkan kembali.
Sejumlah pimpinan dan anggota DPRD Rohil menemui massa, diantaranya Maston, Imam Suroso, Basiran Nur Efendi, M Syah Padri dan lain-lain.
Namun tak bisa memberikan jawaban pasti terkait dengan aspirasi yang disampaikan kalangan masyarakat nelayan tersebut. Akhirnya disepakati masalah itu harus dituntaskan dengan adanya jawaban dari pemerintah.
Dimana akhirnya wabup Rohil Jhony Charles datang menemui massa dan berdialog di depan kantor DPRD Rohil. Masyarakat sempat menyampaikan aspirasi mereka langsung di hadapan wabup, dan akhirnya tercapai kesepakatan untuk dibahas lebih lanjut dengan membuat kesepakatan bersama.
Untuk itu dilakukan rapat bersama dengan pemkab Rohil, DPRD, serta perwakilan masyarakat, mahasiswa. Saat ini rapat tersebut masih berlangsung di ruangan rapat banmus DPRD Rohil.
